Beserta contohnya. 1. LAYANAN ORIENTASI. Layanan orientasi adalah layanan yang membantu peserta didik untuk mengenal dan memahami keadaan dan situasi yang ada pada lingkungan sekolah yang baru dimasukinya,agar peserta didik lebih familiar dengan sekolahnya serndiri,maka ia perlu mengetahui lebih jauh tentang berbagai fasilitas & program-program

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Untuk menjaga kualitas proses pendidikan agar tercapai lulusan yang bermutu, sekolah perlu melakukan evaluasi dan supervisi terhadap segala jalannya proses pendidikan. Adapun yang menjadi objek dari pendidikan adalah siswa, dimana peningkatan mutu pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Dalam peningkatan tersebut perlu melibatkan banyak pihak, baik personil sekolah maupun yang berada diluar sekolah, namun disini dalam pengembangan kemampuan siswa, tidak terlepas dari peran konselor atau guru Bimbingan dan Konseling di Bimbingan Konseling BK sebagai konselor disekolah masih mengalami kendala dan masalah yang beragam sehingga tidak banyak sekolah yang mampu menjalankan layanan BK dengan baik. Alasan umum yang terjadi adalah adanya keterbatasan kemampuan dan keterampilan konseling, penggunaan keterampilan konseling disesuaikan dengan kebutuhan serta keterbatasan waktu. Alasan-alasan ini menunjukan bahwa penggunaan keterampilan konseling tampaknya masih dianggap banyak memakan waktu. Hal ini karena keterbatasan kemampuan konselor dalam menggunakan keterampilan konseling, sehingga guru bimbingan konseling cenderung menggunakan pola lama yang sudah biasa dilakukan, akibatnya perkembangan keterampilan konseling terabaikan dan tidak ter update lagi. Fungsi Keterampilan dalam konseling adalah untuk merefleksikan informasi dan sikap yang dimiliki oleh konseli. Keterampilan konseling mencakup keterampilan attending, mendengarkan, empati, bertanya, pemusatan, klarifikasi, membuka diri, memberi dukungan dan pengukuhan, memberi dorongan, pemecahan masalah, dan menutup percakapan. Willis; 2007. Untuk itu, perlu adanya peningkatan keterampilan guru bimbingan dan konseling atau konselor dan peningkatan profesionalisme guru BK, karenanya dibutuhkan evaluasi dan supervisi bimbingan dan konseling. Evaluasi adalah memberikan penilainan berdasarkan kriteria tertentu. Sedangkan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling adalah upaya untuk menentukan keberhasilan dan kualitas pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi. Sebab, setelah pelaksanaan evaluasi, apabila ada program yang tidak terlaksana atau terlaksana tetapi hasilnya kurang maksimal, maka dibutuhkan perencaaan tentang langkah-langkah perbaikan. Sedangkan apabila program yang sudah ditetapkan sudah terlaksana dan berhasil maka perlu adanya pengembangan. Sehingga dengan dilaksanakannya evaluasi program BK sangat membantu untuk menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah bimbingan konseling dilakukan sebagai upaya untuk mendorong, mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan konselor secara berkesinambungan baik secara individual maupun kelompok yang tujuannya agar lebih memahami dan lebih dapat bertindak secara efektif dalam melaksanakan layanan bimbingan konseling, sehingga Guru BK mampu mendorong pertumbuhan setiap siswa secara berkesinambungan agar siswa dapat mengoptimalkan perkembangan yang diharapkan dari pelaksanaan Evaluasi dan Supervisi Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah adalah untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program bimbingan konseling yang telah ditetapkan, selain itu juga untuk meningkatkan kesadaran dan identitas, mendorong perkembangan pribadi dan profesional guru BK. Dalam keseluruhan kegiatan, layanan bimbingan dan konseling, evaluasi dan supervisi diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan konseling yang telah dilaksanakan. Dengan adanya evaluasi dan supervisi dapat diketahui sejauh mana keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan dan supervisi terhadap guru BK bisa dilaksanakan melalui beberapa cara, diantaranya Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, sasaran Kinerja Guru SKP. Penilaian Kinerja Guru PKG, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB, akreditasi sekolah dan Sistem menejemen Mutu SMM ISO. Dalam pelaksanaan evaluasi dan supervisi Bimbingan Konseling baik secara individu maupun kelompok dilakukan oleh kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Maka dari itu kepala sekolah dan pengawas harus menguasai berbagai prinsip, metode, dan teknik supervisi, sehingga dapat menentukan strategi, pendekatan, atau model supevisi yang cocok untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau itu evaluasi dan supervisi bisa dilakukan melalui program Sasaran Kinerja Pegawai SKP bagi Pegawai Negeri Sipil yang merupakan sistem menejemen kinerja PNS. Menurut ketentuan Pelaksananan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai. Dengan adanya penilaian target kerja yang telah di tetapkan guru BK pada SKP, maka guru BK harus merealisasikan target yang sudah ditetapkan dan secara tidak langsung dengan adanya SKP diharapkan bisa meningkatkan ketrampilan dan keprofesionalitasan guru Penilaian Kinerja Guru PKG yang dilakukan terhadap guru BK, dapat menunjukkan kegiatan guru BK sehari-hari dalam melakukan layanan terhadap siswa. Dengan demikian diharapkan dapat memeberikan kontribusi secara langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan, sekaligus dapat mendorong peningkatan ketrampilan dan keprofesionalisan guru BK. 1 2 Lihat Ruang Kelas Selengkapnya Padahal, dikutip dari buku Dasar-Dasar Konseling karya Drs. Abu Bakar M. Luddin, ada 9 jenis layanan bimbingan konseling yang harus kamu ketahui. 1. Layanan Orientasi. Layanan ini ditujukan untuk siswa baru guna memberi pemahaman dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru saja dimasuki. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh

Gek`s-Gek`s Ihk Lr`ekths` ^uperv`s` Md I`tuf`s semhjh` mhchk _ersekths` ahth duf`hc Evhfuhs` ihk ^uperv`s` MD Ilsek _ekjhapu Ahf`d`, I`susuk lfec7 _]LI MAMKJHK IHK DLK^EKJ ^FHABHDUFYH^ IHDZHC IHK FAU DLAUKDH^UKRE]^YH^ ^FHA KEJE] AHYH]HA=?=8 rbhk ]haiclk`83?>?>??8Pek` Bhtah83?>?>??9 DHYH _EKJHKYH] Hsshfhau‐hfh`dua Zhrhcahtuffhc` Zhmhrhdhtuc_ug` syudur d`th phkghtdhk dechi`rhk Hffhc ^ZY yhkj tefhc aeamer`dhk d`th dek`dahthkyhkj t`ihd m`sh d`th c`tukj ihk d`th t`ihd m`sh iusthdhk. ^emhjh`ahkh b`rahk Hffhc i` ihfhasurhc Hr- ]hcahk yhkj hrt`kyh ‖ K`daht Yuchk yhkj ahkh yhkj dhau iusthdhk8 dhf` ihr` 3 hyht, yhkj ahkh dhf`aht tertektu aekukguddhk pekjuhthjhr d`th aeyhd`k`kyh. I`hkthrh k`daht yhkj i`mer`dhk hihfhc k`daht `ahk yhkj ahs`c hihihfha qlfmu d`th ihk semhjh` t`det uktud d`th ahsud de ihfha surjh khkt`.^chfhwht serth shfha semhjh` uahtkyh sefhfu d`th chturdhk dephih gukgukjhk Khm`Auchaahi ^HZ iekjhk aekjchrhpdhk syhbhht ihr` mef`hu i` chr` perc`tukjhk hahf `mhihc d`thi` phihkj ahcsyhr khkt`.Dha` aekjunhpdhk ter`ah dhs`c dephih ilsek pekjhapu dhrekh tefhc aeapernhyh` dha`aekyusuk ahdhfhc `k` iekjhk guiuf ‖GEK^-GEK^ IHK L]EKYH^ ^U_E]R^MD‑. Khauk dlirht dha` yhkj feahc phst` aea`f`d` dedurhkjhk ihfha ahdhfhc yhkj dha` tuf`s`k` sec`kjjh dha` aeamutucdhk dlreds` ihk shrhk hjhr `fau dha` gujh aekjunhpdhk ter`ahdhs`c dephih teahk-teahk dhrekh hthss iudukjhk ihk seahkjht mefhghr dhf`hk sec`kjjh dha`aerhsh teralt`vhs` uktud aekyefesh`dhk ahdhfhc `k` hjhr d`th ihpht meri`sdus` mershah-shahuktud aekihphtdhk `fau ihk aekjhahfdhkkyh iea` deahguhk ahdhfhc `k` ihpht merahkbhht uktud d`th Zhrhcahtuffhc ZhmhrhdhtucAhthrha, Ahret =?=8 ~ = ~ IHBYH] ^ DHYH _EKJHKYH] ...................................................................................IHBYH] ^..................................................................................................MHM _EKIHCUFUHK.............................................................................. H. Fhthr Mefhdhkj......................................................................................M. ]uaushk Ahshfhc.................................................................................. MHM _EAMHCH^HK............................................................................... H. Gek`s-Gek`s ^uperv`s` MD..........................................................................M. Lr`ekths` ^uperv`s` MD............................................................................ MHM DE^A_UFHK................................................................................IHBYH] _U^YHDH.................................................................................... ~ > ~

Peranan supervisor BK. 4. Prinsip-Prinsip Supervisi Layanan BK Prinsip-prinsip supervisi BK yang harus direalisasikan pada setiap proses supervisi di sekolah-sekolah, yaitu sebagai berikut: a. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal.
Untuk lingkungan sekolah misalnya, materi layanan orientasi yang mendapat penekanan adalah: a. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan pribadi, meliputi: 1) Fasilitas penunjang ibadah keagamaan yang ada di sekolah. 2) Hak dan kewajiban siswa. 3) Fasilitas penunjang seperti sarana olah raga dan rekreasi, pelayanan kesehatan,
A Pengertian Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan. Teknik supervisi merupakan suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. Suatu teknik yang baik adalah terampil dan cepat menurut (Hariwung : 1984). Dan seorang supervisi harus memilih teknik-teknik khusus yang serasi agar tercapai sesuai rencana, spesifikasi atau tujuan yang dikaitkan
3 Menyiapkan dan menyampaikan informasi peminatan yang meliputi kuota, macam peminatan, cara, komponen, dan kriteria dalam penetapan pemilihan peminatan kepada calon peserta didik. 4. Mengumpulkan data peminatan: nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian sekolah , pemilihan peminatan dari peserta didik dengan persetujuan orang tua, rekomendasi guru BK ContohFormat Rekaman Konseling. Juknis Terbaru Pelaksanaan Bimbingan Konseling di SD/ SMP/ SMA/ SMK. Bimbingan Klasikal adalah layanan dasasar yang diberikan oleh guru BK/ Konselor dengan tatap muka secara langsung di dalam kelas. Jadi semua materi Bimbingan yang diberikan ke siswa di dalam kelas disebut Bimbingan Klasikal. 1. Identitas Mata Kuliah Kode mata kuliah : Nama mata kuliah : Supervisi Bimbingan dan Konseling Bobot / SKS : 2 (dua) Semester : 5 (lima) Kelompok mata kuliah : Mata Kuliah Keahlian Bidang Studi (MKKBS) Prasyarat : Lulus Manajemen BK dan Program BK Dosen : Drs. Agus Taufiq, M.Pd. (0610) Ipah, Saripah, M.Pd. 2. Indikator Kompetensi dalam SKKI Sedangkan penjabaran dari kompetensi tersebut adalah: 1. menguasai hakikat asesmen. 2. memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling. 3. menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling. 4. mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli.
JenisJenis Cerita Fantasi Beserta Contohnya yang Perlu Diketahui. 20 September 2021 7.20 PM · Bacaan 5 menit. Bola.com, Jakarta - Pasti kamu tidak asing lagi dengan cerita Harry Potter. Cerita yang dikarangan oleh J.K Rowling merupakan satu di antara cerita fantasi. Cerita fantasi Harry Potter telah diwujudkan dalam versi film, yang sangat
Datatentang banyaknya guru BK yang tidak melakukan evaluasi ini tampak pada perolehan hasil supervisi BK khususnya pada pelaksanaan evaluasi, analisis, dan tindak lanjut. Hal ini disebabkan guru BK kurang mampu melaksanakannya. Untuk itu, perlu adanya panduan yang mudah dipahami dan diterapkan. WkMZc.
  • 5pk98vw5s5.pages.dev/998
  • 5pk98vw5s5.pages.dev/715
  • 5pk98vw5s5.pages.dev/792
  • 5pk98vw5s5.pages.dev/973
  • 5pk98vw5s5.pages.dev/905
  • 5pk98vw5s5.pages.dev/129
  • 5pk98vw5s5.pages.dev/626
  • 5pk98vw5s5.pages.dev/301
  • jenis jenis dan orientasi supervisi bk